7.15.2012

Touring to Dieng



Bersama teman yang hobi hunting foto. Jalan-jalan kali ini menuju ke dataran tinggi Dieng. Udara dingin pun langsung menyapa di sepanjang perjalanan melewati rute Kajen, Linggo Asri, Paninggaran, Kali Bening, Wanayasa, Batur, hingga Dieng. Sesampainya di Batur untuk rehat sementara mampir ke pangkalan bakso kecil, hanya untuk sekedar menghangatkan badan. Namun tangan ini untuk sekedar megang sendok saja rasanya gak bisa diem, huh...sungguh menggigil seluruh tubuh ini (jadi gak nikmat makannya).

Motor pun kembali kami digeber untuk menuju ke Dieng. Kabut dan gelapnya malam setia menghiasi disepanjang jalan. Pengorbanan terbayarkan sesampai di kota Dieng. Keramaian wisatawan dan penduduk sekitar sangat kontras dengan suasana beberapa kilometer sebelum sampai ke kota ini.

Memang malam itu ada acara wayang kulit dan pesta kembang api di lap.candi Arjuna Jadi banyak hiruk pikuk warga yang hendak menonton acara. Namun kami memutuskan untuk cepat-cepat mencari homestay dan merelakan tak menikmati suguhan acara tersebut, karena hawa dingin yang menusuk ke sendi-sendi tulang ini. 
 
norak-norak bergembira pokoknya...!!

Oh iya hanya sekedar informasi bahwa disana tarif homestay rata-rata 150 ribu, namun kami bersyukur dapat yang agak murahan 100 ribu saja meski tidur lesehan beralaskan kasur dan dipinjami bantal plus selimut tebal. Sebenernya sih...dah lumayan juga fasilitasnya ada air mandi anget, ada air panas buat bikin minum sendiri, ada juga perapian buat menghangatkan tangan atau tubuh biar gak kedinginan. Mungkin karena kami ditempatkan di ruang tamu dan bersifat darurat maka kami pun diberikan harga diskon (disamping itu memang kita cari yang murahan juga sihh...haha..sesuai kantonglah).

Sembari tiduran dan menahan dingin yang gak karuan. Bahkan baju rangkap 2 ditambah jaket tebal dan selimut, tetep aja dinginnya minta ampun. Sayup-sayup terdengar suara gamelan jawa mengiringi pagelaran wayang. Namun kami tak tergoda sedikitpun untuk beranjak dari kasur empuk yang dah lumayan kerasa anget di badan. Hingga acara kembang api ditembakkan kami pun tetep getol gak keluar rumah, yah...sekedar ngintip aja cukuplah. Dan tak terasa badan ini dah tak sadarkan diri diselimuti hawa dingin sepanjang malam hingga pagi.

Alarm HP yang coba membangunkan kami, tak bisa mengalahkan dinginnya udara yang menuntut untuk tetap diem di pembaringan. Hingga akhirnya jam 9 pagi kami pun memberanikan diri untuk keluar menikmati panorama dan suasana berbagai acara yang disuguhkan oleh panitia “Dieng Culture Festival 2012”.
numpang narsis di telaga warna

panas-panasan di kawah sikidang
Monggo diteruskan kisahnya di Dieng Culture Festival 2012”.

No comments: