Pernah menjadi orang yang takut akan keadaan yang akan terjadi???aku yakin semua orang pasti ngalami hal ini, entah karena hal baru, yang pertama, atau belum pernah mengalami sama sekali!!!. eh kayaknya sama semua tuh artinya, hehehe...
Memang terkadang pas menghadapi hal-hal baru kita takut pada sesuatu yang tidak kita inginkan, yang sebetulnya belum atau bahakan tidak akan mungkin kita alami sama sekali. Ooo...gitu toh!, itu mungkin yang terucap pasca kita lewati.
Contoh simpelnya, pas kita masuk sekolah baru, kita masuk kerja baru, buka usaha baru atau masuk pada organisasi/komunitas baru. Kita sering menerka-nerka, entar ginilah, entar gitu_lah. Wah...pokoknya beragam ketakutan melanda jiwa dan raga hahahaha....
So...lusinya adalah buang jauh-jauh pikiran yang mengarang cerita menakutkan untuk diri kita ini. Kita bukan sutradara ataupun penulis skenario hidup kita ini, kita hanyalah lakon hidup yang belum tahu pasti arah/cerita hidup kita ini.
Siapkan diri pada tujuan, karena tanpa persiapan semuanya jelas tak kan sempurna.
Bayangkan saja kita akan berwisata, bersenang-senang pada tujuan kita(dalam arti positif), jadi kita akan melakoninya dengan senang hati. Meskipun nanti yang dihadapi beragam tantangan. Namun begitu banyak keajaiban di dunia ini...
Silahkan simak artikel berikut untuk lebih jelasnya.
Mengenang
pertama kali legenda tinju dunia menjadi juara dunia selalu menarik,
Muhammad Ali.
Tepat
tanggal 25 Februari 1964, Muhammad Ali yang saat itu masih bernama
Cassius Clay akan menantang juara bertahan Sonny Liston. Ali saat itu
masih belia, 22 tahun, sedang juara dunia Liston 32 tahun. Ali tampak
kurus sedangkan Liston berotot. Perbandingan ini jadi ukuran banyak
pihak untuk memprediksi siapa yang akan menang.
Liston
juga sangat meyakinkan publik. Sebelum menghadapi Ali, Liston
memiliki catatan baik, yakni mengalahkan Floyd Patterson pada ronde
pertama. Hingga saat itu, ini rekor KO tercepat yang pernah dilakukan
seorang petinju di kelas berat. Oleh karena itu, Liston dianggap
petinju yang mengerikan. Bahkan akan membuat lawan jeri sebelum
melawannya.
Sedangkan
Ali, kelahiran Louisville, 17 Januari 1942, di samping usianya masih
muda, ia dikenal sebagai petinju yang lincah dengan gerakan kaki yang
tak ada habisnya. Ia juga memiliki pukulan tangan kanan yang
mematikan yang sudah ia buktikan saat meraih medali emas di Olimpiade
Roma pada tahun 1960 sebelum terjun ke tinju profesional. Namun ia
mendapat julukan "The
Louisville Lip"
(Si Bibir Louisville) karena kebiasaannya bicara cepat yang di
kemudian hari membuatnya dijuluki "Si Mulut Besar".
Namun
sebelum melawan Liston, Ali sempat dipukul jatuh saat menghadapi
Sonny Banks, di awal karier profesionalnya dan bahkan hampir kalah KO
dari Henry Cooper. Karena itu sangat sedikit yang memperkirakan Ali
akan menang. Bahkan media menyebut Ali akan jadi bulan-bulanan
Liston. Dari 46 reporter tinju yang biasa meliput di pinggir ring,
sebanyak 43 orang memperkirakan Liston akan menang dengan KO.
"Ini
akan menjadi kemenangan (Liston) terbaru di ronde pertama,"
tulis The
New York World-Telegram.
"Satu-satunya kemungkinan Clay (Ali) mengalahkan Liston adalah
membaca kamus," tulis The
Los Angeles Times. Bahkan
seorang penulis tinju yang biasa mengisi kolom di The
New York Times,
Joe Nichols, menolak menonton Liston-Ali karena menganggap
pertarungan itu tak akan imbang (akan dimenangkan dengan mudah oleh
Liston).
Dalam
debat di televisi sebelum pertandingan, para pengamat tinju hanya
memprediksi di ronde ke berapa Liston akan meng-KO Clay (Ali).
Kebanyakan menyebutkan akan mengalahkannya di ronde pertama. "Kalau
saya Cassius, saya akan masuk mobil dan pergi meninggalkan kota ini,"
kata Garry Moore, host
di acara itu.
"Saya kira pertarungan akan berakhir di kamar ganti. Clay akan
pingsan sebelum naik ring," kata aktor Hal March yang ikut di
acara tersebut.
Akhirnya
pertarungan pun dimulai. Semua terkejut sejak ronde pertama. Ali
tampil begitu percaya diri dengan gerakannya yang amat dinamis.
Sebaliknya, Liston tampil di luar kondisi terbaiknya. Berkali-kali ia
mencoba mengurung Ali dengan berbagai pukulannya, namun Ali selalu
mampu menghindar. Akibatnya tak satu pun pukulan mengenai wajah Ali.
Sedangkan Ali berhasil memasukkan beberapa jab dan serentetan pukulan
yang menggoyahkan Liston.
Pada
ronde ketiga, Ali berhasil memasukkan beberapa pukulan yang membuat
mata dan bibir Liston robek. Di ronde keempat Liston sempat berlutut
dan hampir membuatnya jatuh. Namun saat akan melanjutkan ronde
keempat, Ali tiba-tiba pergi ke sudut ringnya dan meminta pelatihnya
membuka sarung tinjunya karena matanya perih dan sulit melihat, ada
sesuatu di sana. Tetapi pelatihnya mengingatkan Ali. "Ini
kesempatan besar, jangan menyerah sekarang," kata Angelo Dundee,
sang pelatih. Lalu menyusut mata Ali dengan busa. "Kamu pergi
sana dan lari-larilah!"
Ada
desas-desus, saat itu Ali terkena suatu ramuan yang sengaja dioleskan
pihak Liston di sarung tinju Liston untuk mengaburkan mata Ali.
Tetapi ada juga yang menyebutkan, ramuan itu adalah untuk meredakan
pendarahan Liston namun kemudian menempel di sarung tinjunya dan
mengenai mata Ali saat keduanya berangkulan. Namu isu itu tak
terbukti.
Ronde
kelima Ali hanya berlari-lari menghindari pukulan-pukulan Liston
karena matanya sulit melihat. Ronde keenam matanya mulai bisa melihat
lagi. Ia kembali bisa memukul Liston dengan berbagai kombinasi
pukulannya yang membuat Liston tak berdaya. Di akhir ronde keenam
saat ia duduk di sudut ringnya, Ali mengaku melihat semua wartawan
gila karena tak mengiranya. Lalu ia menjulurkan kepalanya ke arah
mereka sambil berteriak, "Aku akan membalikkan dunia!" Ali
begitu sebal saat itu karena merasa dilecehkan wartawan yang
memperkirakan ia akan kalah mudah.
Di
sudut lain, kubu Liston kelabakan. Bahu sang petinju terkilir karena
akumulasi pukulan Ali. Dan ketika Ali sudah berlari-lari di tengah
ring untuk memulai ronde ketujuh, kubu Liston menyatakan mundur. Ali
pun dinobatkan sebagai juara dunia baru. Ali meledak kegembiraannya
saat itu. Ia lalu berlari ke arah wartawan sambil berteriak, "Makan
tuh kata-katamu!" katanya. "I'm
the greatest!"
Ali menang karena
akumulasi persiapan yang begitu matang dan bekal "sakit hati"
karena dilecehkan tidak akan memenangkan pertarungan itu. Sakit
hatinya itu ia salurkan untuk mempersiapkan diri sekeras-kerasnya.
Konon begitu kerasnya ia berlatih hingga sehari menjelang
pertarungan, detak jantungnya sempat sampai 120 detak per menit yang
membuatnya didenda Komisi Tinju Miami.
Banyak
pengamat menyebutkan, persiapan Ali yang melewati batas itu
menandakan betapa takutnya Ali menghadapi Liston. Namun setelah itu,
semua terbukti bahwa justru karena persiapan yang matang yang membuat
Ali tak hanya memenangkan pertarungan tetapi juga membuat sang juara
bertahan jadi bulan-bulanannya.
Sumber
: andriewongso.com
No comments:
Post a Comment