Rustono
pemuda asal Jogja yang menikah dengan wanita Jepang, hingga akhirnya
diboyong dan menetap di Jepang. Awalnya Rustono bekerja di Hotel
Sahid Yogyakarta, dan bertemu dengan tamu hotelnya yang berasal dari
Jepang hingga kemudian jatuh cinta dan menikah dengan wanita bernama
Tsuruko Kuzumoto.
Bermacam
pakerjaan telah coba dilakoni, dari perusahaan bidang roti,
sayur-mayur, pengolahan kayu. Hingga akhirnya memutuskan untuk
membuat usaha sendiri.
Awalnya
bingung mencari usaha, hingga terbersit untuk membawa makanan khas
negeri kampungnya untuk dijadikan produk usahanya. Dan dipilihlah
tempe sebagai usaha yang akan digeluti.
Dalam
proses percobaan pun banyak kendala dihadapi, dengan formula ragi
tempe dari Indonesia, kedelai Jepang dan air dari sumber mata air
yang tepat. Namun semua itupun belum sempurna, dan akhirnya
memutuskan untuk balik ke Indonesia guna belajar membuat tampe.
Sesampai
di Indonesia dia berguru pada 60-an pengrajin tempe, banyak ilmu yang
dia dapatkan untuk dibawa ke Jepang.
Setelah
bolak-balik melakukan proses uji coba, berhasillah dia membuat tempe.
Perjuangan selanjutnya adalah mengajukan ijin pada pihak terkait di
Jepang hingga keluarlah produk kemasan bermerek “Rusto™s Tempeh”.
Banyak
inovasi yang telah dilakukan baik dari segi produksi dengan mesin
hingga penyimpanan tempe agar bisa tahan lama.
Kini
tempe tersebar hampir seluruh kota di Jepang. Selain masyarakat
Indonesia/Jepang sendiri, konsumennya juga perusahaan jasa boga,
rumah makan vegetarian, swalayan, sekolah, hingga rumah sakit.
Sajian
tempe pun beragam jenis seperti misoshiru tempe dan tempura tempe.
Dan yang terkenal adalah burger tempe.
No comments:
Post a Comment